Kamis, 26 Juni 2014

Kepergian mu part 1

Ku lihat dirinya berbaring
Ku lihat dirinya tertidur pulas
Yaa.. hanya tertidur
Matanya hanya  terkunci tuk sementara
Aku yakin dia akan membuka kelopak matanya

Ku lihat dia sedang bermimpi
Mimpi nan indah hingga membuatnya enggan terbangun..
Ku terus menatap kedua kelopak mata itu
Menanti ia terbangun dan memanggil namaku, seperti dulu
Ku menunggu bibirnya mengeluarkan sepatah kata
Ku yakin dia akan bangun
Dia hanya tertidur

Detik berlalu
Menit pun berlalu jauh ke menit-menit berikutnya
Tak kusadari hari pun berganti begitu cepatnya
Mentari menyapa lalu ia pergi meninggalkan sisa sinarnya di ufuk barat
Kini aku mulai khawatir
Semakin khawatir
Mengapa kelopak matanya tak kunjung terbuka?
Mengapa mata itu terkunci begitu kuatnya?
Mengapa bibirnya begitu pucat?
Mengapa ia tak kunjung memanggil namaku?

Aku masih menanti
Tapi, nampaknya penantianku sia-sia
Itu semua hanya harapan semuku
Harapan bahwa ia hanya tertidur sementara dan bermimpi indah
Nyatanya, hanya ada aku disini yang terdiam sambil bermimpi

Hey, untuk apa bongkahan-bongkahan es itu?
Mengapa tubuh renta itu ditutupi?
Apa yang kalian lakukan padanya?
Ia hanya tertidur
Ya, hanya tertidur

Hatiku memberontak
Mereka semakin membuatku melihat kenyataan
Mereka mulai membangunkan ku
Menggoyahkan segala harapanku

Aku tak berdaya
Aku pun tak percaya

Ada apa ini?
Bukankah dia hanya tertidur?
Berapa juta kali harus aku katakan bahwa dia hanya ingin bermimpi indah

Aku mendekatinya..
Kurasakan langkah berat pada kedua kaki ini
Hati ini mulai merengek
Perlahan tapi pasti
Kudekati dia
Dengan rasa khawatir yang menyelimutiku
Dengan rasa takutmengalir di seluruh darahku
Ku buka kain yang menutupi tubuh rentanya

Apa ini? dimana kedua kelopak mata itu?
Dimana wajah tua yang sangat kurindukan itu?
Mengapa hanya ada bongkahan es disana?

Seseorang melangkah mendekati raga ku yang tengah berdiri terhenyut dengan apa yang ada di hadapku
Ia berbisik bahwa orang yang memiliki wajahtua itu sudahtertidur lelap sambil bermimpi indah dan takkan kembali lagi
Ia berkata lirih
Namun sangat kurasakankesedihandalam dirinya
Kututup kembali seluruh bongkahan es yang menyelimuti raganya dengankain coklat itu
Dan kembali terduduk di dekatnya
Hatiku bergumam, bukankah dia hanya tertidur sementara
Tapi apa yang kudengar barusan
Ia tertidur dan bermimpi sangat indahnya lalu pergi tanpa meninggalkan kata untuk ku
Apa ia tersesat dalam mimpnya hingga ia tak mampu membuka matanya
Apa mimpi itu membuatnya melupakan ku, hingga ia enggan tuk kembali

Seketika kurasakan begitu perih hati ini
Kurasakan luka terukir dalam hati ini
Perih...
Perih hingga membuat air mata ku berlinang dan terjatuh membasahi kedua pipi ini
Kecewa kuraskan pada raga ini
Jika memang telah pergi jauh maka apa yang dapat aku lakukan
Kekhawatiran ku menjelma menjadi kepedihan
Sepasang kelopak mata itu tak dapat kutemui lagi
Ia terkunci bersama segala kisha hidupnya
Ia takkan bisa bercerita kembali
Dan kurasa itu yang ia inginkan

Kini aku menyadari
Dan mulai menerima bahwa ia tertidur bukan untuk sementara
Tapi untuk selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar