Tak
akan ada hasil yang mengkhianati usaha. Bukan, bukan hanya sebatas kalimat
pelipur hati, sepenggal kalimat ini bak mantra yang menjalar dalam semangat tim
KOMA, Jurnalistik HMJ Pendidikan Matematika. Sempat melintasi waktu yang
membawa pada keraguan hati tapi KOMA tetap bangkit dan menunjukkan bahwa mereka
layak menyandang gelar juara atas jerih payahnya.
Sumpah pemuda merupakan
salah satu hari bersejarah bagi seluruh warga Indonesia tetapi dewasa ini
justru minim akan antusiasme dari warga untuk memahami esensi sumpah pemuda
tersebut. Bayangkan saja, generasi muda saat ditanyakan terkait isi sumpah
pemuda masih terbata-bata dalam penyampaiannya, betul atau tidak? Mirisnya hampir
sebagian besar warga menomorsekiankan perjuangan para patriot pembela bangsa.
Bahkan untaian kata jangan sekali-sekali melupakan sejarah atau kerap didengungkan
sebagai "JAS MERAH" oleh Soekarno pun hanya sebatas angin lalu di
telinga masyarakat.
Berusaha untuk
menanamkan rasa cinta pada tanah air, Fakultas Bahasa dan Seni Sastra Indonesia,
UNDIKSHA melalui Ajang Kreativitas Mahasiswa (AKM) mengadakan beberapa kegiatan
salah satunya lomba mini newspaper. Melalui
kegiatan ini diharapkan generasi muda mampu memahami esensi sumpah pemuda
melalui kegiatan menulis yang lebih menekankan pengunaan bahasa Indonesia dalam
menciptakan karya-karya yang menarik namun sesuai dengan kaedah yang ada. Bukan
suatu hal yang mudah lantaran menulis pun memerlukan kosa basa yang luas agar
bisa menciptakan buah tulisan yang layak baca.
Berbekal pengalaman
dari mini newspaper edisi 1, KOMA
kembali dengan memberi sentuhan-sentuhan baru dalam terbitannya kali ini.
Dengan komposisi tim yang baru dan dukungan rekan-rekan KOMA lainnya, rubrik
demi rubrik pun digarap dengan optimal. Rubrik yang terdiri dari laput, tajuk,
profil, feature dan karikatur pun
akhirnya berhasil dirampungkan meski tahap editing kembali dilakukan beberapa
jam sebelum pengumpulan. Swandari, ketua tim KOMA tahun ini mengungkapkan bahwa
tahap editing gencar dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan-kesalahan di mata dewan juri. ”Menulis bukanlah
pekerjaan mudah, benar tidaknya pemilihan ejaan kata demi kata selalu menjadi
sorotan. Bermain diksi agar tulisan menjadi lebih menarik namun tetap sesuai
kaedah kebahasaan dan layout yang tepat dan sesuai aturan serta memiliki daya
tarik pun tak luput jadi bahan yang terus dikaji dan diperbaiki”, tambah gadis
berzodiak virgo ini.
Tim KOMA yang digawangi
oleh Heni selaku pimpinan redaksi (pimred) bersama rekan satu timnya,
Dwijayanti, Ayulita,Angga dan Merta tampil sebagai penampil pertama dalam
kegiatan lomba mini newspaper yang
diadakan di ruang teater kampus bawah, UNDIKSHA. Sempat mengalami kendala
dengan bahan presentasi tak seutuhnya menyurutkan langkah tim KOMA untuk
menampilkan yang terbaik. Presentasi yang dibawakan oleh Heni dan Ayulita ini
pun diakhiri dengan komentar dari para dewan juri. Kritik dan saran yang
membangun untuk keseluruhan isi dari KOMA mini
newspaper edisi 2 pun diterima dengan sepenuh hati oleh mereka.
Meski sebagai penampil
pertama, nyatanya tak dapat membuat hati lega karena telah melewati sesi
presentasi. Melihat penampilan dari rekan-rekan jurusan lain justru menambah
kekhawatiran tim yang dipimpin oleh Heni ini. “Saya khawatir karena salah satu
rubrik mendapat banyak sekali kritik dari dewan juri, baik dari segi isi yang
kurang optimal dan aturan yang belum sesuai”, tutur Dwijayanti. Walau demikian,
gadis yang hobi mendengarkan musik ini mengaku tetap optimis akan kemenangan
yang akan diraih timnya. Senada dengan Dwi, rasa optimis juga mengakar dalam
pikiran Heni. “Optimis pasti menang, karena rubrik dari jurusan lain lebih
fatal kesalahannya. Beberapa bahkan ada yang membuat rubrik jauh dari tema yang
ditentukan oleh panitia”, ungkap Heni.
Menit demi menit
berlalu hingga tibalah saat bagi juri untuk melakukan rekapan atas skor yang
diperoleh seluruh peserta. Sistem lomba untuk tahun ini berbeda dari sebelumnya
lantaran sistem saat ini menghendaki adanya perwakilan dari masing-masing tim
untuk ikut serta menemani dewan juri melakukan rekapan nilai. Hal ini dilakukan
guna mencegah kecurangan ataupun kecurigaan dari peserta terhadap penilaian
dewan juri.
Saat yang ditunggu para
peserta pun tiba. Pewara terlebih dahulu mempersilahkan dewan juri untuk
memberi masukan secara umum baik bagi panitia maupun peserta lomba. Acara
kemudian dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Rasa gelisah kembali
menghampiri peserta yang juga sudah tak sabar ingin memeluk piala yang
ditempatkan di salah satu sudut area kegiatan kala itu.
Posisi ketiga jatuh di
tangan HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan mini newspaper bertajuk PERSPEKTIF. Satu harapan untuk bertengger di
posisi ketiga telah direbut. KOMA
kembali berharap setidaknya untuk dua posisi yang belum diumumkan oleh pewara. And well... posisi kedua berhasil
diboyong oleh HMJ Pendidikan Matematika dengan KOMA mini newspaper edisi 2-nya.
Rasa haru antar anggota tim pecah seketika sambil mengiringi langkah Heni, sang
pimred untuk mengukuhkan posisi di hadapan dewan juri saat itu. Dan posisi
pertama harus direlakan untuk HMJ Pendidikan Fisika. Meski kecewa tidak mampu
meraih posisi pertama dan dikalahkan oleh saudara serumpun, KOMA tetap bangga
dengan pencapaiannya yang meningkat dari tahun sebelumnya yang harus puas
menempati posisi empat. "Saya senang dan bangga mengikuti event ini. Pengetahuan baru dan
kekompakkan merupakan pengalaman berharga yang saya dapatkan. Terimakasih
KOMA", ujar Merta.
Rasa lelah yang sempat
hinggap di antara para anggota tim pun terbayarkan dengan reward atas hasil kerja keras tim. Menyabet gelar sebagai juara II
dalam kegiatan lomba mini newspaper
tahun ini menjadi motivasi tersendiri untuk melakukan yang terbaik lagi pada event berikutnya. "Tahun depan
harus juara I", sahut Angga yang hobi travelling
ini saat diwawancarai. Ayulita menambahkan bahwa kritik dan saran dari dewan
juri akan dijadikan motivasi bagi KOMA untuk membenahi diri dan melakukan yang
terbaik lagi. Semoga tim KOMA bisa meningkatkan prestasinya dibidang menulis
dan tetap rendah hati dengan pestasi yang diraih. Ibaratnya, memandanglah
seperti langit dan bersikaplah seperti bumi, tambah gadis cantik berkacamata
ini.
Well,
ngaku anak muda? Yuk, berprestasi
untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini, INDONESIA. (swn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar