Jumat, 21 Februari 2014

It's all about you and our social media

Aku tak pernah mengenalnya..
Aku tak pernah menyadari kehadirannya..
Aku pun tak tahu bahwa dia kini perlahan memasuki duniaku..


2 Tahun lalu..
Di sinilah kisah kami berawal dan tanpa ku sadari kisah itu tak pernah berjalan lurus.

Tepatnya saat natal , momen itu membuat semua orang bahagia. Entah mengapa bahagia pula untukku,.
Aku berbagi status yang masih sangat ku ingat hingga saat ini , isinya "merry christmas everybody" ..
simple , tapi dari status itu aku mengenal sosoknya. Bagaimana bisa? aku tahu kalian sangat bertanya-tanya akan itu.

Satu status yg aku shared mengenalkan ku padanya, he's comment on my status. Tapi, sesungguhnya (jujur) aku tak mengenal dirinya sampai akhirnya aku tahu bahwa kami berada dalam satu sekolah yang sama dan hanya berbeda angkatan.

Aku tak pernah melihatnya di kantin
Aku tak pernah menjumpainya di mana pun area yang ada di sekolah ku itu..
Apakah aku yang tak pernah peka ?
oh.. aku harap tidak.

Makin lama kami makin sering melakukan komunikasi..
Aku merasakan kedekatan yang berbeda,
Tapi, yang aku sayangkan,, kedekatan itu hanya berlaku ketika kami berada dalam social media bukan dikehidupan nyata.

Suatu hari, kami dipertemukan dalam kehidupan nyata. Yaaa.. nyata bukan maya alias sosmed ! Kami tergabung dalam perwakilan sekolah di ajang perlombaan tingkat nasional. Disana baru ku sadari, siapa sebenarnya sosok yang sering berkomunikasi dengan ku di sosmed yang nyatanya adalah kakak tingkat ku sendiri.

Inilah kami, sangat akrab ketika di sosmed tapi sangat canggung ketika saling berhadapan satu sama lain di dunia nyata. Akhirnya kisah kami hanya berlangsung di sosmed. Ironis ! sungguh ironis.
Namun, aku menikmati kisah ini. Meskipun keakraban itu hanya muncul ketika kami memasuki dunia maya (sosmed), aku merasa beruntung bisa mengenalnya. Dia adalah salah satu alasan mengapa sampai saat ini aku masih sering membuka yang namanya sosmed.

Dia selalu menghibur ku dengan comment nya yang mugkin bagi orang lain biasa saja, tapi entah bagiku itu membuat ku bahagia, membuat ku tertawa, tertawa lepas.

Aku memiliki sahabat, dia selalu menggoda ku, menggoda kedekatan ku dengan sosok pria itu dan sahabat ku ini berhasil membuat ku salting (salah tingkah). Kabar pun menyeruak bak angin yang berhembus, kedekatan ku dengan sosoknya membuat beberapa gosip menyebar. Pacaranlah, TTM, .. huftt..

Aku mulai merasa perlu untuk mengetahui dirinya lebih mendalam, mengenai hobinya;tanggal lahirnya; sampai mantannya . Bagian yang paling akhir ini , aku menyesal mengapa aku mesti mencari tahu siapa mantannya. Uhh.. terkadang itu membuat hati ku sakit. Ahh, apakah pantas aku begini? toh aku bukan siapa-siapanya, jadi pacar aja belum.

Akhir-akhir ini ia kembali aktif di sosmed dan kami mulai sering berkomunikasi seperti dulu sebelum ia fokus dengan ujian dan kuliahnya. Tapi, kurasa kini kami berada di posisi yang sama sebagai mahasiswa. Hanya saja kami tak dipertemukan kembali di tempat yang sama.

Aku sempat kecewa ketika aku mengetahui bahwa dia memiliki kekasih baru di universitasnya. Sejak itu, aku mulai jarang mencari tahu tentang dirinya.

Seiring waktu berjalan kudapati kini bahwa dia telah putus dengan pacarnya, bagaimana dengan perasaan ku? Apakah aku mesti berbahagia dengan itu? Entahlah aku pun masih bingung, apakah aku masih memiliki rasa yang sama seperti dulu ketika pertama kali kami bertemu.

Seperti yang ku katakan di awal, kisah kami tak berjalan mulus.
Ku rasa ia masih menyimpan ruang di hatinya untuk mantannya yang satu ini. Hey yang ku maksud bukanlah mantannya yang satu univ, tapi ... ya adalah yang pasti orang ini berbeda. Aku tak tahu pasti, tapi aku berani jamin itu, 95% perasaan ku mengatakan bahwa ia masih menyayangi sang mantan yang kini telah memiliki kekasih hati yang baru.

Ia terlihat begitu care dengan sang mantan. Setiap foto dan status sang mantan masih menjadi langganan jempolnya (like) bahkan sering di comment. Aku mulai merasakan suatu hal yang belum dapat kupastikan bahwa 'aku cemburu' .

Semakin lama semakin aku menyadari bahwa dia memang sosok yang masih menyayangi mantannya. Kini ku sadari kalau sesungguhnya perasaan ku padanya hanya perasaan semu, tak pernah nyata dan tak akan pernah menjadi nyata.

Aku kini sulit membedakan sebuah perasaan 'kagum' dengan 'cinta' .
Aku benci saat ku ketahui bahwa nyatanya dia tak pernah menjadi milikku.

Tapi,,,
terima kasih telah menjadi inspirasi dalam hidup ku. Karena mu, aku merangkai kisah ini. Meski tidak dengan ending yang bahagia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar